Langsung ke konten utama

AKSI Puspendik Aplikasi Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

"Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI). Pendidikan yang baik dan bermutu merupakan aspek kunci dalam pengembangan mutu sumber daya manusia." (Puspendik).

Apa itu AKSI, untuk apa aksi Puspendik?. Apa manfaat serta bagaimana pelaksanaannya?. Bagaimana cara menjalankan aplikasi AKSI Puspendik 2019?. Download modul AKSI for school untuk guru dan siswa.
 Pendidikan yang baik dan bermutu merupakan aspek kunci dalam pengembangan mutu sumber day AKSI Puspendik Aplikasi Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia

Wacana penerapan Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI)

Wacana penerapan Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) untuk mengganti Ujian Nasional (UN) masih dalam perdebatan. Namun, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Totok Suprayitno, mengatakan, AKSI justru lebih cocok untuk diterapkan di Indonesia.

Ia mengatakan, AKSI mampu mendeteksi kualitas nalar siswa lebih dalam dibandingkan dengan pendekatan UN. AKSI mengukur kemampuan siswa dalam beralasan (reasoning) secara logis dalam memahami wacana yang kompleks. 

Menurut dia, AKSI disusun berdasarkan kerangka kerja berstandar internasional seperti Programme for International Student Assessment (PISA). Kendati demikian, pemerintah belum memastikan apakah UN akan diganti dengan AKSI. 

"AKSI sangat cocok untuk sensus dengan skala besar seperti Indonesia," ujar Totok di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu, 13 Maret 2019.

Ia menuturkan, sejak tahun lalu, Kemendikbud sebenarnya sudah menerapkan AKSI di sejumlah sekolah percontohan. Sekolah tersebut menuntut guru untuk memberikan penilaian formatif. Dengan demikian, AKSI dapat menjadi inspirasi bagi para guru untuk mengembangkan beragam soal yang diberikan Kemendikbud untuk ujian di kelas atau ujian semester.

"Bentuk soal tidak hanya pilihan ganda, tetapi juga esai yang sederhana maupun kompleks. Sehingga siswa bebas menjawab sesuai pemahamannya. Tidak membelenggu siswa dengan satu jawaban benar," ujarnya.

Ia menjelaskan, perbedaan spesifik antara AKSI dan UN sangat siginifikan. AKSI didesain untuk mendiagnosa kemampuan siswa secara mendetail. Misalnya, kemampuan matematika terdiri dari number, aljabar, geometri dan statistik. 

"Number terbagi di level knowing, formulating, reasoning. Konteks masalah matematika ada yang bersifat kehidupan sosial, karier, individual. Format soalnya mulai dari pilihan ganda sederhana, komplek, isian singkat, uraian dan customized," kata Totok.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad, menyatakan, AKSI diwacanakan untuk mengganti UN. Menurut dia, penggantian tersebut tak akan menjadi masalah karena fungsi UN sudah tak lagi sebagai alat penentu kelulusan siswa.

Hamid menyatakan, dengan menyerap anggaran yang sangat besar setiap tahun, manfaat dari penyelenggaraan UN tidak lagi berdampak signifikan bagi siswa ataupun sekolah. Pada UN 2018, kisaran biayanya mencapai ratusan miliar rupiah. 

“Pelaksanaan UN menghabiskan dana sangat besar dan disayangkan apabila tidak diimbangi dengan manfaatnya. Hadirnya AKSI sesuai dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,” ujar Hamid. 

Wacana menghapus UN memang bukan hal baru. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sempat melontarkan penghapusan UN pada 2017. Organisasi persatuan guru, politisi di DPR RI, dan hampir semua pengamat pendidikan setuju UN dihapus.

Kendati demikian, gagasan tersebut tak terlaksana karena tak mendapat restu dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. UN akhirnya tetap diberlakukan hanya untuk mengukur indeks integritas sekolah. Namun, perguruan tinggi sudah tak lagi menggunakan nilai hasil UN sebagai rujukan penerimaan SNMPTN.

Wacana penerapan Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) untuk mengganti Ujian Nasional (UN) masih dalam perdebatan. Namun, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Totok Suprayitno, mengatakan, AKSI justru lebih cocok untuk diterapkan di Indonesia.

Ia mengatakan, AKSI mampu mendeteksi kualitas nalar siswa lebih dalam dibandingkan dengan pendekatan UN. AKSI mengukur kemampuan siswa dalam beralasan (reasoning) secara logis dalam memahami wacana yang kompleks. 

Menurut dia, AKSI disusun berdasarkan kerangka kerja berstandar internasional seperti Programme for International Student Assessment (PISA). Kendati demikian, pemerintah belum memastikan apakah UN akan diganti dengan AKSI. 

"AKSI sangat cocok untuk sensus dengan skala besar seperti Indonesia," ujar Totok di Kantor Kemendikbud.

Ia menuturkan, sejak tahun lalu, Kemendikbud sebenarnya sudah menerapkan AKSI di sejumlah sekolah percontohan. Sekolah tersebut menuntut guru untuk memberikan penilaian formatif. Dengan demikian, AKSI dapat menjadi inspirasi bagi para guru untuk mengembangkan beragam soal yang diberikan Kemendikbud untuk ujian di kelas atau ujian semester.

"Bentuk soal tidak hanya pilihan ganda, tetapi juga esai yang sederhana maupun kompleks. Sehingga siswa bebas menjawab sesuai pemahamannya. Tidak membelenggu siswa dengan satu jawaban benar," ujarnya.

Ia menjelaskan, perbedaan spesifik antara AKSI dan UN sangat siginifikan. AKSI didesain untuk mendiagnosa kemampuan siswa secara mendetail. Misalnya, kemampuan matematika terdiri dari number, aljabar, geometri dan statistik. 

"Number terbagi di level knowing, formulating, reasoning. Konteks masalah matematika ada yang bersifat kehidupan sosial, karier, individual. Format soalnya mulai dari pilihan ganda sederhana, komplek, isian singkat, uraian dan customized," kata Totok.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad, menyatakan, AKSI diwacanakan untuk mengganti UN. Menurut dia, penggantian tersebut tak akan menjadi masalah karena fungsi UN sudah tak lagi sebagai alat penentu kelulusan siswa.

Hamid menyatakan, dengan menyerap anggaran yang sangat besar setiap tahun, manfaat dari penyelenggaraan UN tidak lagi berdampak signifikan bagi siswa ataupun sekolah. Pada UN 2018, kisaran biayanya mencapai ratusan miliar rupiah. 

“Pelaksanaan UN menghabiskan dana sangat besar dan disayangkan apabila tidak diimbangi dengan manfaatnya. Hadirnya AKSI sesuai dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,” ujar Hamid. 

Wacana menghapus UN memang bukan hal baru. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sempat melontarkan penghapusan UN pada 2017. Organisasi persatuan guru, politisi di DPR RI, dan hampir semua pengamat pendidikan setuju UN dihapus.

Kendati demikian, gagasan tersebut tak terlaksana karena tak mendapat restu dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. UN akhirnya tetap diberlakukan hanya untuk mengukur indeks integritas sekolah. Namun, perguruan tinggi sudah tak lagi menggunakan nilai hasil UN sebagai rujukan penerimaan SNMPTN. Berbagai sumber.

Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI)/  Indonesia National Assessment Programme (INAP)

Apa itu AKSI?
AKSI merupakan singkatan dari Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia yang diinisiasi oleh Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada program AKSI for school akan disajikan beragam paket penilaian formatif yang dapat dilakukan oleh guru sewaktu-waktu mulai dari manajemen kegiatan penilaian sampai melakukan pelaporan hasil penilaian..

Program pemetaan capaian pendidikan untuk memantau mutu pendidikan secara nasional/daerah yang menggambarkan pencapaian kemampuan siswa yang dilakukan melalui survei yang sifatnya “longitudinal” kompetensi yang diukur adalah Matematika,, Membaca dan Sains. SIFAT: Sampling, tidak menentukan kelulusan, diagnostik untuk perbaikan.

Apa manfaatnya?
  • Mengetahui ketercapaian, kekuatan, dan kelemahan pendidikan sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat
  • Mengkaji aspek kompetensi yang perlu perbaikan dan mengetahui faktor penunjang/penghambat keberhasilan
  • Mendorong ketercapaian kompetensi, terutama dalam hal matematika dan membaca
  • Sebagai anak tangga progresif untuk meningkatkan capaian standar pendidikan
Bagaimana pelaksanaannya?
Multistage Stratified Sampling, dengan inferensi di tingkat provinsi. Di setiap provinsi hanya diambil sebagian sampel kabupaten/kota, dan di setiap kabupaten hanya diambil sebagian sampel sekolah untuk mewakilkan kabupaten/kota tersebut. Strata ditunjuk di tingkat kabupaten (baik, rata-rata, kurang baik).

Instrumen
  • 5 jenis buku tes bahasa, 10 jenis buku tes Matematika-IPA, angket siswa, angket guru, angket kepala sekolah, angket online kabupaten (dimana 95 dari 236 kabupaten melengkapi), pedoman pengawasan tes (video dan cetak), aplikasi pendataan online (dimana 89% sekolah melengkapi), dan pedoman penilaian.
  • Aplikasi mobile laporan AKSI (aksi.puspendik.kemdikbud.go.id)
Lebih lengkapnya lihat di laman resminya http://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/

Sumber https://ibadjournals.blogspot.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020 . Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional- Sahabat, jumlah Pahlawan Nasional Indonesia ada 168 yang antara lain : Martha Christina Tiahahu, Harun Thohir (Kopral KKO Harun bin Said, Thohir bin Mandar, Tahir), Radin Inten II (Radin Inten II gelar Kesuma Ratu), Supriyadi (Soedanco Soeprijadi, Suprijadi), Slamet Riyadi (Brigjen. Ignatius Slamet Rijadi), Wolter Monginsidi (Robert Wolter Monginsidi), Halim Perdanakusuma (Marsda. Abdul Halim Perdana Kusuma), R. A. Kartini (Raden Adjeng Kartini, Raden Ayu Kartini), Usman Janatin (Serda. KKO. Oesman Djanatin bin Haji Mohammad Ali), Pierre Tendean (Kapten CZI. Pierre Andreas Tendean), Bau Massepe (Letjen. Andi Abdullah Bau Massepe), I Gusti Ngurah Rai (Brigjen I Gusti Ngurah Rai), Iswahyudi (Marsma. R. Iswahjoedi), Arie Frederik Lasut (A.F. Lasut), Adisucipto (Marsda. Mas Agustinus Adisoetjipto), Ranggong Daeng Romo, Supeno (Soepeno), Pattimu...

Pendidikan di Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020 . Pendidikan di Indonesia pada Zaman Penjajahan Jepang_ Pada tahun 1942 Jepang secara resmi menguasai Indonesia setelah panglima tertinggi Belanda menyerah. Pada masa Jepang ini, pendidikan yang sebelumnya telah berjalan saat penjajahan Belanda telah diberhentikan. Semua sekolah yang ada ditutup dan kembali dibuka setelah diberlakukannya sistem baru yang berbeda dari sistem pendidikan Belanda. Sistem baru pendidikan di zaman penjajahan Jepang ini dibuat untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Nah, untuk lebih jelasnya tentang sejarah pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Jepang, berikut ulasan lengkapnya. Sistem Pendidikan Sistem pendidikan pada masa penjajahan Jepang terbagi atas beberapa bagian. 1. Pendidikan Dasar (Gokumin Gakko) Sekolah dasar atau sekolah rakyat dinunakan sebagai tempat untuk pembelajaran pendidikan dasar. Sekolah dasar dilakukan selama 6 tahun dan sekolah ini diperuntu...

Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Pembentukan Kepribadian Siswa/Peserta Didik

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020 . Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Pembentukan Kepribadian Peserta Didik/Siswa_ Pastinya Anda sudah sering mendengar istilah pendidikan karakter. Pendidikan karakter ialah pendidikan yang mengajarkan penanaman nilai-nilai moral kepada siswa berupa komponen pengetahuan dan tindakan sebagai pelaksanaan nilai-nilai kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan lingkungan sekitar. Semua proses komponen harus dilibatkan, termasuk pendidikan itu sendiri yang meliputi kurikulum, proses pembelajaran, kualitas hubungan warga sekolah, pelaksanaan kegiatan pengembangan diri, dan sarana prasara pendukung lainnya. Pentingnya pendidikan karakter Pendidikan karakter merupakan hal penting untuk membentuk kepribadian siswa. Pendidikan tidak selalu berasal dari pendidikan formal saja namun juga dari pendidikan non formal, yang mempunyai peranan yang sama dalam membentuk kepribadian siswa. Nilai moral bangsa merupa...