Langsung ke konten utama

Proses Aliran Energi Dalam Ekosistem

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Sumber energi terbesar di kehidupan ini adalah matahari. Hanya organisme autotrof yang dapat menangkap dan memanfaatkan energi matahari tersebut untuk fotosintesis. Organisme autotrof mengubah energi matahari menjadi gula dan oksigen. Itulah sebabnya organisme autotrof disebut sebagai produsen yang menyediakan energi dalam bentuk makanan bagi konsumer I.

Selanjutnya energi tersebut dimanfaatkan oleh konsumer II, konsumer III, konsumer IV dan berkahir di pengurai. Dengan demikian terjadi aliran energi dari matahari ke produser, konsumer dan berakhir di pengurai.

Tersedianya energi dalam bentuk zat makanan itu menimbulkan proses makan dan dimakan. Proses makan dimakan itu dapat digambarkan dalam bentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Selain energi dalam bentuk makanan, tubuh organisme juga memerlukan air, oksigen dan mineral. Munculnya jaring-jaring makanan diawali terjadinya proses perputaran zat dari tubuh organisme menuju tanah dan reaksi-reaksi kimia. Proses perputaran zat tersebut dinamakan daur biogeokimia.

Berdasarkan hukum termodinamika, energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Hukum tersebut juga menyatakan bahwa energi dapat berubah bentuk dari satu bentuk kebentuk lainnya. Mahluk hidup tidak dapat menciptakan dan memanfaatkan energi itu dan mengubahnya dalam bentuk lain. Di dalam ekosistem, energi itu mengalir dari matahari hingga ke pengurai. Dalam memanfaatkan energi itu mahluk hidup mengubahnya ke dalam bentuk makanan.
Aliran energi di kehidupan

PROSES ALIRAN ENERGI

Produser mendapatkan energi dari cahaya matahari untuk menyusun zat organik. Energi itu digunakan untuk menyusun gula. Jadi, energi diubah dari energi cahaya menjadi energi kimia. Selanjutnya, energi kimia berpindah ke konsumer 1, lalu kosumer II, ke konsumer III dan seterusnya. Dengan kata lain energi mengalir dari matahari ke produser, ke konsumer I, ke konsumer II, dan ke konsumer III. Inilah yang dinamakan aliran energi di dalam ekosistem. Aliran energi ini berakhir di dekmposer. Di dalam proses penguraian, energi dilepaskan dalam bentuk panas kemudian tersebar ke lingkungan dan tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Jika hewan memakan tumbuhan maka energi tersebut berpindah dari tumbuhan ke hewan. Di dalam tubuh hewan tersebut energi akan digunakan untuk:

1. Disimpan dalam bentuk glikogen atau persenyawaan lain.
2. Metabolisme tubuh
3. Menanggapi rangsang
4. Bergerak
5. Berkembang biak
6. Berubah dalam bentuk panas tubuh dan dilepas ke lingkungan
7. Disimpan dalam bentuk jaringan tubuh

Pada setiap tingkatt trofik, energi yang dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk panas dapat mencapai 90%. Jadi hanya 10% dari total energi itu yang dimanfaatkan untuk kehidupan. Prinsipnya semakin jauh energi itu dari sumbernya maka semakin kecil jumlah alirannya. Hal ini dikarenakan karena ada energi yang hilang dalam bentuk panas tubuh yang tidak dapat digunakan lagi. Kata lainnya, di dalam ekosistem ini terjadi pemborosan energi. Artinya energi tidak dapat didaur ulang.

Salah satu sifat penting dari energi adalah "energi tidak dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain". Perubahan bentuk itu dikenal sebagai transformasi energi. Mahluk hidup mampu melakukan transformasi energi misalnya dari energi guladiubahmenjadi lemak atau protein kemudian disimpan di dalam jaringan tubuh, atau diubah menjadi energi gerak.
Sumber https://geograph88.blogspot.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020 . Pesan-Pesan Perjuangan/Kata Mutiara dari Para Pahlawan Nasional- Sahabat, jumlah Pahlawan Nasional Indonesia ada 168 yang antara lain : Martha Christina Tiahahu, Harun Thohir (Kopral KKO Harun bin Said, Thohir bin Mandar, Tahir), Radin Inten II (Radin Inten II gelar Kesuma Ratu), Supriyadi (Soedanco Soeprijadi, Suprijadi), Slamet Riyadi (Brigjen. Ignatius Slamet Rijadi), Wolter Monginsidi (Robert Wolter Monginsidi), Halim Perdanakusuma (Marsda. Abdul Halim Perdana Kusuma), R. A. Kartini (Raden Adjeng Kartini, Raden Ayu Kartini), Usman Janatin (Serda. KKO. Oesman Djanatin bin Haji Mohammad Ali), Pierre Tendean (Kapten CZI. Pierre Andreas Tendean), Bau Massepe (Letjen. Andi Abdullah Bau Massepe), I Gusti Ngurah Rai (Brigjen I Gusti Ngurah Rai), Iswahyudi (Marsma. R. Iswahjoedi), Arie Frederik Lasut (A.F. Lasut), Adisucipto (Marsda. Mas Agustinus Adisoetjipto), Ranggong Daeng Romo, Supeno (Soepeno), Pattimu...

Pendidikan di Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020 . Pendidikan di Indonesia pada Zaman Penjajahan Jepang_ Pada tahun 1942 Jepang secara resmi menguasai Indonesia setelah panglima tertinggi Belanda menyerah. Pada masa Jepang ini, pendidikan yang sebelumnya telah berjalan saat penjajahan Belanda telah diberhentikan. Semua sekolah yang ada ditutup dan kembali dibuka setelah diberlakukannya sistem baru yang berbeda dari sistem pendidikan Belanda. Sistem baru pendidikan di zaman penjajahan Jepang ini dibuat untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Nah, untuk lebih jelasnya tentang sejarah pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Jepang, berikut ulasan lengkapnya. Sistem Pendidikan Sistem pendidikan pada masa penjajahan Jepang terbagi atas beberapa bagian. 1. Pendidikan Dasar (Gokumin Gakko) Sekolah dasar atau sekolah rakyat dinunakan sebagai tempat untuk pembelajaran pendidikan dasar. Sekolah dasar dilakukan selama 6 tahun dan sekolah ini diperuntu...

Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Pembentukan Kepribadian Siswa/Peserta Didik

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020 . Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Pembentukan Kepribadian Peserta Didik/Siswa_ Pastinya Anda sudah sering mendengar istilah pendidikan karakter. Pendidikan karakter ialah pendidikan yang mengajarkan penanaman nilai-nilai moral kepada siswa berupa komponen pengetahuan dan tindakan sebagai pelaksanaan nilai-nilai kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan lingkungan sekitar. Semua proses komponen harus dilibatkan, termasuk pendidikan itu sendiri yang meliputi kurikulum, proses pembelajaran, kualitas hubungan warga sekolah, pelaksanaan kegiatan pengembangan diri, dan sarana prasara pendukung lainnya. Pentingnya pendidikan karakter Pendidikan karakter merupakan hal penting untuk membentuk kepribadian siswa. Pendidikan tidak selalu berasal dari pendidikan formal saja namun juga dari pendidikan non formal, yang mempunyai peranan yang sama dalam membentuk kepribadian siswa. Nilai moral bangsa merupa...